Dunia pendidikan di Indonesia kembali heboh, penerapan kurikulum 2013 menjadi ajang perdebatan. Guru adalah ujung tombak menjadi tumpuan dari program baru tersebut. Kemdikbud sudah mendesain strategi penyiapan guru sebagaimana digambarkan pada skema penyiapan guru yang meibatkan tim pengembang kurikulum di tingkat pusat; instruktur diklat terdiri atas unsur dinas pendidikan, dosen, widyaswara, guru inti, pengawas, kepala sekolah; guru utama meiputi guru inti, pengawas, dan kepala sekolah; dan guru mereka terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran SD, SMP, SMA, SMK.
Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi; kompetensi akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemungkinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting daripada pengembangan kurikulum 2013. Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Penerapan kurikulum tahun 2013 mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan termasuk dari kalangan pendidik, hal ini disebabkan karena ..
1. Pola pikir dan sudut pandang dari guru yang berbeda
2. Banyak dari guru yang sudah berada dalam zona aman dalam mengajar
3. Belum banyak kegiatan sosialisasi dari pihak Diknas
4.Penggunaan media informasi yang masih minim dikalangan guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar